“CINTA DALAM DO’A”

            Sapa saja aku dengan nama Rangga, seorang pelajar asal Magelang yang sedang mencari ‘ilmu di MA AL-HIKMAH .

            Waktu itu adalah hari jum’at, hari libur bagi proses belajar-mengajar di Madrasah ini. Kegiatan rutin tiap bulan bagi siswa yang tinggal dan kos didekat madrasah  adalah “jum’at bersih” yaitu bersih-bersih pada hari jum’at sebulan sekali. Di waktu itu aku disuruh pak Ahmad selaku pengurus madrasah untuk membantu di pondok AL-HIDAYAH yg berada di samping madrasah, akupun berangkat bersama 5 temanku , sesampainya disana kami ditugaskan untuk mengangkat kayu dari luar pondok dibawa ke dalam pondok. Tugas ini aku jalani dengan senang hati.

Waktupun berjalan, akhirnya selesai sudah pekerjaan ini, saat kami istirahat sejenak kulihat seorang santri putri di lantai 2 sedang menyapu, kuperhatikan sepertinya aku
mengenalnya, “oh iya,,,,,” ternyata itu adalah Sekar, teman sekelasku waktu duduk dibangku SMP, yang saat perpisahan sekolah dia pernah mengasih sepucuk surat yang isinya perasaan hatinya kepadaku. Akupun tentunya akan membalasnya karena sebenarnya aku punya perasaan yang sama kepadanya. Tetapi sayang sekali hari itu adalah hari terakhir aku di rumah, dan hari itu juga aku harus sudah berangkat ke Pondok. Dengan terpaksa aku tidak bisa membalasnya. Tanpa aku sadari ternyata dia mondok didekat madrasah ku kini . betapa bahagia hati ini walau hanya sekedar melihat dia sekejap.

Karna tugas telah usai aku pun pulang ke tempat kos, disore harinya aku bercerita kepada kak Miftah, yang juga berasal dari Magelang. Aku dan dia sering sharing tentang masalah yang kami hadapi. Akupun bercerita semua tentang Sekar dari mulai SMP sampai kejadian waktu dipondok AL-HIDAYAH. Kak Miftahpun tanya kepadaku:“ memangnya perempuan yang kamu maksud itu siapa dan dari mana ?”      dan aku jawab:“ dia Sekar dari Magelang juga, dulu satu kelas denganku di SMP Nusantara”  . kak miftah langsung merespon:   “apa???????, perempuan yang kamu maksud itu adalah adikku, dia juga pernah cerita yang sama denganmu tentang laki-laki, pasti yang dia maksud adalah kamu”. Aku kaget dengan perkataan kak Miftah, percaya nggak percaya gitu,,,,,,,,.

            Selang 1 bulan setelah itu, adalah hari pertama aku pulang kerumah setelah 1 tahun aku merantau mencari ‘ilmu . Sesampainya dirumah aku disambut bahagia oleh keluarga, perasaan rindu pada keluarga akhirnya terbayar. Senang sekali hati ini,4 hari di rumah saat aku sedang memegang handphone adikku, tiba-tiba ada telpon masuk, aku tidak tau dari siapa ini karena private number, lalu aku buka:

“assalamu’alaikum”

“wa’alaikumsalam warohmatullah, kakakku sudah cerita semua tentang kamu”. Jawabnya.

Aku kenal dengan suara ini, ini adalah suara Sekar. Tiba-tiba teleponnyapun putus, dan langsung ada kotak masuk, yang isinya:” kita memang punya perasaan yang sama, tapi alangkah baiknya jika kita serahkan semua ini kepada Sang pemilik hidup, karena setiap tindakan itu ada aturannya, jika memang jodoh tentunya kita akan dipertemukan entah kapan, apalagi kitakan santri, tentunya sudah taukan hukum dalam agama kita, ya lebih baik kita saling mendo’akan saja, agar dalam kita menjalani hidup, selalu dalam keridloanNya, dan kini aku sudah pindah pondok , ku selalu tunggu do’amu ”.

            Sejak itu aku kembali kehilangan kontak dengannya sampai sekarang sudah 2 tahun lamanya. Tetapi dengan pesan darinya itu , membuat aku lebih semangat lagi dalam menjalani hidup, disetiap do’aku selalu ada namanya ”semoga dia selalu dalam perlindungan Allah”.

Sekian...............................................